Nonton drama Korea itu seumpama nyemil makanan kesukaan. Saat Anda lagi enak-enaknya menikmati, eh tanpa sadar udah potongan terakhir apalagi tinggal serpihannya aja. Padahal jauh di dalam lubuk hati, Anda mau lebih menikmati lagi. Makanya nggak jarang kan para sobat drakor ini minta writernim untuk membikin sekuel alias season baru dari sebuah drama. Namun kenyataannya, drama Korea nan Anda sukai ini memang jarang sekali nan dibuatkan sekuel alias terusannya. Penasaran nggak sih kenapa drama nan mengaduk-aduk emosi itu hanya dibuat belasan bagian saja? Sebuah ketimpangan jika dibandingkan dengan tontonan di sini nan sampai ribuan bagian banyaknya.
Nah untuk menjawab rasa penasaranmu, nih Hipwee berikan argumen kenapa drama-drama sesukses seperti Goblin, W, Reply 1988 sampai yang Memories of Alhambra hanya punya belasan bagian saja.
1. Episode nan hanya belasan membikin writernim lebih konsentrasi mengeksplorasi cerita. Ini nan menyebabkan cerita drama Korea nggak melebar ke mana-mana
Penulis jadi lebih bisa eksplorasi cerita / Credit: Kpopmap
Di kembali drama-drama sukses pasti ada sosok writernim yang dahsyat dan berpengalaman. Sebut saja Kim Eunsok writernim nan piawai merangkai kisah Goblin dan malaikat kematian alias writernim dari drama W dan Memoris of Alhambra nan doyan bikin ending gantung tapi tetep greget melihatnya. Nah drama-drama nan sukses ini punya bagian nan bisa dibilang sedikit, ialah nggak lebih dari 16 episode. Episode nan sedikit ini bukannya dibuat tanpa tujuan. Soalnya dengan bagian nan sedikit ini, writernim punya kesempatan untuk mengeksplorasi cerita dalam dramanya. Nggak heran kan jika cerita di drama baik dari segi tema, plot sampai risetnya juara?
2. Selain biar fokus, bagian nan sedikit bakal membantu penonton biar nggak jenuh di tengah-tengah cerita. Kan sayang jika tema nan diangkat oke tapi malah ditinggalkan penontonnya
Biar nggak bosan~ / Credit: dramabeans
Namanya nonton sesuatu, pasti bakal ada rasa bosan. Berawal dari sinilah buahpikiran untuk membikin drama dengan jumlah bagian nan sedikit mulai berkembang. Meskipun ada beberapa drama dengan jumlah bagian nan jauh lebih banyak dan bisa sukses, tapi itu hanya beberapa. Soalnya lebih banyak drama nan meledak apalagi menjadi perhatian bumi itu punya bagian nan jumlahnya antara 16-20 saja. Sayang kan jika ceritanya udah bagus, pemainnya oke eh tapi jumlah episodenya kebanyakan. Risiko untuk ditinggalkan lantaran penonton udah keburu jenuh jelas lebih besar.
3. Sedikitnya jumlah bagian ini membuka kesempatan drama lain untuk naik ke layar kaca. Soalnya industri drama di sana lebih memilih memproduksi banyak drama daripada banyak bagian dalam 1 drama saja
Lebih baik banyakin memproduksi titel drama / Credit: mwave
Pihak rumah produksi serta stasiun televisi nan menayangkan drama juga punya andil dalam jumlah bagian ini. Salah satu argumen kenapa kebanyakan drama dibuat dalam bagian nan sedikit adalah mereka berpendirian lebih baik membikin banyak titel drama daripada memperbanyak bagian dalam 1 titel saja. Selain itu slot untuk penayangan drama di stasiun televisi Korea sana termasuk banyak. Rasanya agak nggak mungkin jika banyaknya slot penayangan tersebut diisi dengan satu titel drama saja. Jadi memang kudu putar otak untuk membikin drama dengan banyak variasinya~
4. Beberapa drama ditargetkan untuk anak sekolah alias kuliah. Karena waktu mereka terbatas, makanya banyak drama nan dibuat dengan bagian sedikit
Targetnya memang ke anak sekolahan / Credit: dreamers
Beberapa drama Korea memang ditargetkan untuk mereka nan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Namun ada juga lho beberapa drama nan sengaja dibuat untuk menarget anak sekolah sampai kuliah. Nah lantaran sasaran anak sekolahan ini mempunyai waktu senggang nan terbatas, maka drama tersebut dibuat pendek dan ringkas dalam belasan bagian saja. Kalau pun ketinggalan mengikuti dramanya, dengan bagian nan hanya belasan itu, mereka bisa nonton secara maraton di akhir pekan. Penuh kalkulasi ya ternyata?
5. Biaya produksi sebuah drama jelas nggak murah. Nah daripada manjangin bagian nan jelas menyantap lebih banyak biaya, lebih baik menggunakannya untuk meningkatkan kualitas drama
Sudah menjadi rahasia umum jika biaya produksi sebuah drama itu tidak murah. Apalagi untuk drama nan mengambil latar di luar negeri alias menggunakan teknologi tertentu dalm proses pembuatannya. Nah atas petimbangan biaya produksi nan cukup besar inilah nan menjadi argumen kenapa kebanyakan drama hanya belasan bagian saja. Kalau secara hitung-hitungan, memanjangkan epsidoe juga belum tentu untungnya lebih besar. Jadi dengan bugdet sekian, para produser drama ini lebih memilih untuk menggunakannya dalam meningkatkan kualitas drama daripada manjangin episodenya.
Rasanya memang susah untuk nggak membandingkan drama Korea dengan tontonan seperti sinetron nan ada di Indonesia. Meski jelas nggak apple to apple tapi salah satu perihal nan bikin sinetron Indonesia nggak semenarik drama Korea adalah jumlah episodenya. Mungkin ke depannya dari drama Korea nan punya bagian sedikit ini bisa jadi inspirasi kita semua.