Kesan Pertama The Good Bad Mother [2023] – Malin Kundang versi Korea

1 minggu yang lalu

Halo semua, tanggal 14 Mei 2023 kemarin adalah International Mother’s Day. Beberapa negara merayakan International Mother’s Day pada hari minggu kedua di bulan Mei, dan kebetulan tahun 2023 ini, hari Minggu kedua di bulan Mei jatuh di tanggal 14 Mei 2023, jadi selamat hari Ibu buat kita semua para ibu serta calon ibu di masa mendatang. Yuk belajar pengetahuan parenting dari Kdrama The Good Bad Mother.

Bertepatan dengan International Mother’s Day, izinkan saya membahas drama Korea nan baru saja keluar dan tetap hangat di Netflix, berjudul The Good Bad Mother. Drama Korea ini sudah melangkah enam bagian dari rencana tayang empat belas episode. Kesan pertama nan saya rasakan setelah menonton dua bagian pertamanya adalah Malin Kundang jenis Korea. Buat nan belum mengetahui, Malin Kundang adalah cerita rakyat dari Indonesia di mana setelah sang anak sukses, dia enggan mengakui ibunya di kampung halaman.

Judul : The Good Bad Mother

Penulis : Bae Se-young

Sutradara : Shim Na-yeon

Negara : Korea Selatan

Original Network : JTBC

Tempat Nonton : Netflix

Lee Do-hyun sebagai Choi Kang-ho

Alasan saya menonton Kdrama ini jelas lantaran ada Lee Do-hyun. Lee Do-hyun ini menurutku unik, lantaran memandang dia di Kdrama apapun, bisa bikin saya lupa peran dia di Kdrama sebelumnya. Setelah memukau sebagai master di The Glory, di dua bagian awal The Good Bad Mother ini, Lee Do-hyun sebagai jaksa sukses bikin saya sebel.

Lee Do Hyun di The Good Bad Mother (jtbc)

Baca juga: Lee Do Hyun, Papa Muda nan Berkarisma

Ra Mi-ran sebagai Jin Young-soon

Alasan kedua saya tertarik nonton adalah lantaran Ra Mi-ran, buat fans Reply 1988 pasti juga senang memandang Ra Mi-ran kembali menjadi sosok Ibu di sini. Karakter Jin Young-soon nan sangat berdikari menjadi single parent setelah suaminya wafat, membesarkan anak laki-lakinya seorang diri hingga sang anak sukses menjadi jaksa, sungguh mengagumkan.

Setelah menjalani peran sebagai ibu, saya tahu bahwa menjadi ibu tidaklah mudah, apalagi orang tua tunggal. Saat menonton karakter Jin Young-soon ini, saya cukup terharu, meski sang anak sendiri melabeli beliau sebagai Bad Mother, entah kenapa saya bisa empati pada Ibu Jin.

Ibu Jin sebagai orang tua tunggal, setelah sang suami wafat, kudu berjuang membesarkan anak laki-lakinya seorang diri. Ibu Jin berkeinginan bakal menjadikan sang anak sukses sebagai jaksa, lantaran saat berumur satu tahun dan disodori jenis mainan, sang anak memilih palu, dan sejak saat itu sang ibu percaya bahwa masa depan anaknya adalah menjadi jaksa. Ya, di Indonesia pun kadang tetap ada beberapa family menyelenggarakan upacara budaya semacam itu, tapi seiring dengan banyaknya pengetahuan parenting nan ada sekarang, upacara budaya tersebut kurang bijak jika dijadikan tolak ukur untuk menentukan masa depan anak lantaran belum tentu sesuai dengan minat dan talenta anak tersebut.

Tapi Ibu Jin di era tersebut mana sempat mengulik tentang minat dan talenta anak, beliau hanya melakukan sesuatu nan dia yakini benar, bahwa sang anak di masa depan bakal menjadi jaksa. Karena itu, dia kudu ketat menjaga agar sang anak belajar dengan baik, juga dengan menyediakan asupan gizi makanan untuk mendukung pertumbuhan otak.

Bahkan di hari ujian, saat sang anak – Choi Kang-ho, melepas ujiannya demi menolong sahabatnya nan kecelakaan, Ibu Jin marah besar. Masa depan Choi Kang-ho menjadi jaksa adalah segalanya buat Ibu Jin.

Pada satu titik, Choi Kang-ho pun memutuskan bahwa dirinya tidak mempunyai pilihan hidup lain selain mengikuti kehendak sang ibu untuk menjadi jaksa. Ibu Jin sukses membesarkan anak laki-lakinya menjadi jaksa, tapi sayangnya, Choi Kang-ho tumbuh menjadi sosok jaksa nan dingin dan tidak mempunyai empati sama sekali.

Sikap Choi Kang-ho di akhir bagian dua pada sang ibu sangat tidak patut dilakukan, itulah karena saya mendapat kesan Kdrama ini jadi mengingatkan saya pada cerita Malin Kundang. Kemudian, Ketika Choi Kang-ho mendapat musibah kecelakaan, beragam pertanyaan otomatis muncul di otakku.

Apakah ada nan salah dengan langkah mendidik Ibu Jin ?
Apakah betul Ibu Jin telah melakukan semua perihal dengan betul hingga anaknya sukses menjadi jaksa ?
Jika memang ada nan salah dengan langkah mendidik Ibu Jin, apakah Ibu Jin mendapat kesempatan untuk memperbaiki kesalahan tersebut ?

“ Falling down is a way for you to see another world, a world you have never seen before. “

– Jin Young-soon, The Good Bad Mother (2023)

Aku bakal tetap melanjutkan nonton setelah bagian dua, lantaran mau tahu kelanjutan kisah ini. Aku rasa ada banyak pengetahuan parenting juga nan dapat saya pelajari dari kisah Ibu Jin serta Ibu-Ibu lain di dalam serial ini. Ibu baik alias ibu jahat, saya rasa tidak ada, nan saya tahu semua Ibu pasti berupaya melakukan nan terbaik nan dia bisa untuk kebaikan hidup anak-anak mereka.

Silahkan nonton di Netflix ya, Teman-Teman.

Penikmat drakor sejak era Love Story in Harvard dan Autumn in My Heart, mau menjadikan kegemaran nonton lebih bermanfaat, lantaran itu gabung ke drakor class 🙂

Sumber Blog Informasi Tentang K-Drama -& Movie - Drakor Class