close
BTS: BE Album Review

BTS: BE Album Review

Sedang Trending 3 tahun yang lalu

Gaung BTS sepertinya belum bakal meredup di tahun 2020. Justru sebaliknya, boy group dari Seoul, Korea Selatan ini tetap terus menunjukan eksistensi mencolok. Baik itu secara prestasi sampai segi musikalitas dari rilisan demi rilisan. Setelah membikin ‘”ledakan” di chart melalui single “Dynamite”, kali ini BTS kembali dengan mini album berikutnya ‘BE.’

Proses produksi mini album ‘BE’ diketahui tidak lama setelah BTS meluncurkan album ‘Map of the Soul: 7’ di bulan Februari lalu. Perilisan album nan semestinya dibarengi dengan tur Map of the Soul Tour, nan terpaksa ditunda lantaran pandemi. Tertundanya agenda tur rupanya memberikan waktu cukup untuk 7 member BTS memulai produksi rilisan berikutnya.

‘BE’ merupakan “pandemic album.” Bukan sekedar diproduksi dan dirilis selama masa pandemi. BTS menyampaikan pesan mengenai pandemi di mini album ini. Pengalaman, cerita, kata-kata penghiburan dan penguatan disampaikan secara tersurat maupun tersirat melalui 7 track dan 1 skit dalam ‘BE.’

Makna dan pesan nan dibawa menjadikan ‘BE’ memang terdengar lebih mendalam dibandingkan album rilisan BTS lain. Genre hip hop nan menjadi brand dari boy group ini menipis secara signifikan untuk ‘BE.’ Digantikan irama pop lebih kuat, disco dan EDM. Selain itu para member BTS nan masing-masing mempunyai peran dalam menulis dan memproduksi setiap track juga menyertakan unsur nostalgia tersendiri. Mulai dari dentingan piano dan jazz. Sampai irama musik pop dari tahun 70-an. Bahkan aliran disco nan diusung mempunyai lapisan irama musik disko nan kental dari tahun 70 dan 80-an.

Elemen nostalgia ini menjadi satu sisi manis dan menarik dari ‘BE.’ Meski tidak bisa dipungkiri, di tahun 2020 ada banyak rilisan album nan mengangkat unsur nostalgia di dalamnya. ‘BE’ tetap sukses menghadirkan irama musik dari tahun 70 sampai 80-an tahun dengan menyegarkan.

“Life Goes On” menjadi track pertama sekaligus title track dari mini album ini. Kombinasi drum akustik, elektro beat, dan juga perpaduan vokal Jungkook dan Jimin menjadi satu kekuatan tersendiri. Alasan tepat untuk menjadikan “Life Goes On” sebagai track nan dipromosikan. Meski berbeda dengan title track BTS lain, “Life Goes On” memang lebih condong ke musik ballad. Dibandingkan dance track alias hip hop nan biasa diangkat sebagai title track di album-album sebelumnya.

3 menit lebih dari “Life Goes On” mengalir dengan menenangkan. Mendengarkan lagu ini, apalagi dengan rap verse dari RM dan Suga memberikan rasa nyaman nan mungkin hanya bisa dihadirkan melalui musik. Satu lagi argumen kenapa “Life Goes On” tepat sebagai title track untuk sebuah “pandemic album.”

Lirik di track ini, berbeda dengan “Dynamite” nan sepenuhnya dinyanyikan dalam bahasa Inggris, sebagian besar dalam bahasa Korea. Dengan beberapa bagian lirik mencatut kalimat alias kata dalam bahasa Inggris. Namun tentu saja ini bukan argumen untuk tidak mendalami makna dari lagu ini. Lirik “Life Goes On” menggambarkan rasa putus asa, kehilangan kendali, seperti nan dirasakan banyak orang selama pandemi. “There’s no end in sight / Is there a way out? / My feet refuse to move,” nyanyi V nan sempurna menggambarkan rasa putus asa. Disusul dengan pengharapan nan disampaikan dalam lirik di chorus: “Like an echo in the forest / The day will come back around / As if nothing happened / Yeah – life goes on.”

Satu perihal menarik dari “Fly To My Room” merupakan progresi chord nan diusung. Track nan dibawakan Jimin, J-hope, V dan Suga ini membawakan progresi antara musik R&B dan pop nan dipengaruhi dengan gospel. Perumpamaan nan paling tepat menggambarkan chord progresi di track ini merupakan lagu-lagu dari Mariah Carey. Beberapa bagian dari musik orgen nan dibawa juga mengingatkan pada lagu-lagu milik Kehlani dan Ariana Grande. Hadirnya dentingan piano ala musik R&B di tahun 70-an menjadi sisi menarik berikutnya.

Sebagai album pandemi, tidak mengherankan jika ‘BE’ menyisipkan lagu ballad, mellow dengan penuh luapan perasaan. “Blue & Grey” menyampaikan rasa kesenyapan dan angan nan seolah sudah nyaris membuncah: “If, in a far-flung future, I’m able to smile / I’ll tell you that I did.” Track ketiga dari ‘BE’ seolah ditulis langsung oleh Linkin Park dan Sigur Rós untuk Boyz II Men. Perpaduan nan tidak biasa namun sukses membawa makna.

Sayangnya mood dan atmosfer nan sudah dibangun dalam 3 track sebelumnya kudu dibuang dengan hadirnya “SKIT.” Meski mungkin ini menjadi karakter unik dari BTS untuk menghadirkan skit dalam album mereka. Kali ini, sayangnya, justru terdengar out of place. Mungkin bagi penggemar, “SKIT” menjadi media untuk mendengar perasaan, argumen, sampai luapan kebahagiaan dari masing-masing member BTS. Sedangkan untuk pendengar awam hadirnya “SKIT” malah membalik emosi nan susah payah dihadirkan oleh “Life Goes On” dan “Fly To My Room”.

Setelah “SKIT,” “Telepathy” menjadi track up-beat nan cukup mengejutkan. Elemen musik pop dan disco tahun 80-an kaya di lagu ini. Vokal nan somber memberi karakter unik nan menyegarkan untuk irama nostalgia nan diangkat. BTS rupanya tidak sepenuhnya menanggalkan musik hiphop untuk pandemi album mereka. Adanya “Dis-ease” membawa kembali BTS dengan branding hip hop nan seolah sudah jadi signature tersendiri. Tidak ada nan spesial sayangnya dari dua track berikutnya ini.

Disco pop, hip hop, dan EDM menjadi track berikutnya di album ‘BE.’ “Stay” seolah datang sebagai EDM track nan mengkombinasikan musik NeYo dan Usher. Cukup untuk menambahkan aroma nostalgia. Walau sayangnya, “Stay” malah terdengar seperti filler untuk menghindari ‘BE’ masuk kategori EP dengan minim track.

‘BE’ cukup sukses sebagai album pandemi. Track seperti “Fly To My Room” membuktikan BTS tetap bisa menjelajahi aliran musik selain nan sudah familiar untuk mereka. Seperti hip hop alias EDM. “Life Goes On” juga sangat memuaskan untuk membangun atmosfer sebagai title track. “Dynamite” datang sebagai track kedelapan juga menyegel unsur nostalgia dalam album ini.

Menggambarkan ‘BE’ seolah musik nan bakal tepat didengarkan ketika hujan nyaris mereda. Rasa putus asa, pengharapan bakal adanya pelangi, dan juga ketenangan nan dihadirkan sempurna untuk menemani hari nan sendu di tengah pandemi.

Sumber Blog Informasi Tentang K-Pop - Cultura
Blog Informasi Tentang K-Pop - Cultura
Atas