close
HYBE Resmi Jadi Bos SM Entertainment

HYBE Resmi Jadi Bos SM Entertainment

Sedang Trending 9 bulan yang lalu

Womanindonesia.co.id – HYBE resmi menjadi ketua SM Entertainment pada Rabu (22/2) setelah menyelesaikan pembelian 14,8 persen saham agensi K-pop legendaris Lee Soo-man. Ini juga merupakan babak baru dalam industri K-pop.

Dengan pembelian ini, HYBE nan lebih dikenal dengan ketenaran besar BTS semakin menunjukkan giginya di industri K-Pop. HYBE tidak bisa lagi dilihat sebagai instansi kemarin sore, instansi industri musik paling ambisius dalam dua dekade.

Meskipun pembelian saham SM Entertainment oleh HYBE adalah praktik upaya nan cukup standar, dinamika ini tidak boleh dianggap enteng.

Tidak hanya dari sisi sentimental terkait sejarah SM Entertainment dan perannya dalam musik K-Pop selama ini, tetapi juga terkait “keseimbangan” ekosistem musik K-Pop.

Siapa pun nan telah mendengarkan K-Pop sejak pergantian milenium – beragam generasi H.O.T, g.o.d, BoA, Rain, TVXQ, Super Junior, Big Bang, SNSD, dan 2NE1 – pasti bakal memahami peran SM Entertainment di stasiun tersebut. , bumi K-pop.

HYBE dan SM - Womanindonesia.co.id HYBE resmi jadi bos SM Entertainment

Mungkin pendapat Lee Soo-man tentang membangun SM sebagai “Lee Soo-man adalah SM, SM adalah Lee Soo-man” tidak dapat dianggap sepenuhnya arogan mengingat perannya sebagai fondasi musik K-pop dan Hallyu secara umum.

SM berbareng agensi lain seperti JYP dan YG sukses membentuk ekosistem K-pop nan kemudian membuka jalan bagi agensi dan idol baru lainnya.

Selain itu, kenangan Korea Selatan mungkin tidak semenarik sekarang jika bukan lantaran fans K-pop dan Hallyu. Hal ini bakal memudahkan program diplomasi budaya pemerintah Korea Selatan.

Tetapi jika Lee Soo-man betul-betul menjual “anaknya” sendiri kepada saingannya – ialah HYBE – hanya lantaran bentrok family melibatkan kesepakatan, sejarah industri K-pop bisa berubah.

Sebagai catatan, tidak ada nan meragukan bahwa produksi HYBE tumbuh secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir. Dimulai 18 tahun lampau dengan agensi mini berjulukan Big Hit dan sekarang mempunyai instansi di AS. AS lagi.

HYBE adalah raksasa muda nan lahir berkah BTS. BTS, dengan musik magis dan kombinasi jiwa dan raga dari para penggemar, sukses membawa Big Hit ke titik di mana mereka dapat memetakan, bekerja dengan Scooter Braun, dan mendapatkan agensi lain.

Jika sebuah perusahaan dengan modal nan lebih besar mau membeli saham alias apalagi membeli perusahaan lain secara langsung, sebenarnya adalah perihal nan baik dari segi upaya asalkan modalnya cukup.

Termasuk HYBE hingga SM. Ini bisa seperti seorang pemuda dengan duit tak terbatas dan golongan pendukung militan nan besar menggantikan ayah nan berjuang untuk menjadi relevan di era digital.

Dari segi bisnis, pembelian HYBE oleh SM sebenarnya sangat menguntungkan bagi SM, seperti diungkapkan CEO HYBE Park Ji-won dalam pernyataannya berikut ini.

“Dengan akumulasi keahlian, kami bakal melakukan nan terbaik untuk menciptakan masa depan nan lebih cerah bagi semua artis nan bekerja di bawah SM,” kata Park Ji-won.

Meski SM sudah menggelar konser dan tur di Amerika sebelum lahirnya HYBE seperti tahun 2012, tak bisa dipungkiri bahwa HYBE mempunyai jaringan industri nan lebih kuat di kiblat industri musik.

Ini berkah pihak di belakang HYBE. Ithaca Holding mempunyai Scooter Braun dengan banyak musisi dahsyat seperti Justin Bieber dan Ariana Grande. Sebagai pengusaha musik, nama Braun menjadi raksasa di bumi musik Hollywood.

Kemudian HYBE juga mempunyai kerjasama sendiri dengan The Walt Disney Company Asia Pacific. Meski hanya mencakup daerah Asia Pasifik, inilah The Walt Disney Company, raksasa lain di industri intermezo global.

Jadi masuk logika jika HYBE, dengan kekuatan super globalnya, berasosiasi dengan SM, nan berakar kuat dalam musik K-pop dan Hallyu. Keduanya bisa “tak terkalahkan”. “Segala sesuatu di K-pop terhubung ke SM,” kata sumber itu kepada Dispatch.

Tapi disitulah letak keprihatinannya.

HYBE dan SM - Womanindonesia.co.id HYBE jadi bos SM Entertainment

1 HYBE dan SM Entertainment

Aliansi antara HYBE dan SM pada akhirnya dapat mengganggu ekosistem industri K-pop lantaran memungkinkan terjadinya monopoli. Semuanya selalu terasa lebih kapitalistik, dan para fans serta musisilah nan paling terpukul.

Ada banyak cerita tentang gimana musisi di seluruh bumi memperjuangkan kesejahteraan mereka melawan label rekaman nan sangat kuat. Mulai dari masalah perjanjian kerja, pembagian royalti hingga kewenangan cipta dan kesempatan pengembangan.

Setelah penggabungan SM dan HYBE dan tentunya untuk argumen komersial, dapatkah kita mengharapkan kesejahteraan para musisi dari sistem baru ini? Akankah musisi SM di HYBE mengikuti jalan nan sama seperti BTS dan saudara-saudaranya?

Tentu saja, semua ini hanya bisa dijawab dalam beberapa tahun dan berjuntai pada arsip perjanjian antara HYBE dan Lee Soo-man. Namun mengingat penentangan banyak pihak terhadap WC, sepertinya perihal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Jelas bahwa HYBE telah memotong keahlian Lee Soo-man untuk menerima royalti selama 70 tahun, seperti nan dimaksudkan semula. HYBE mungkin mempunyai perhitungannya sendiri tentang gimana royalti dibagi di antara “anak-anaknya”.

HYBE juga sedikit mengkhawatirkan keberadaan Scooter Braun. Apalagi jika bukan lantaran kekacauan kewenangan cipta Taylor Swift tahun 2019, nan membuka mata kita bakal pentingnya kewenangan cipta dan kepemilikan musik musisi.

Justin Bieber juga memutuskan kemarin untuk menjual kewenangan cipta atas ratusan lagunya dari awal karirnya hingga 2021. Apakah ini lantaran kebutuhan finansial alias terkait dengan upaya Ithaca Holding tetap menjadi misteri.

Penggabungan HYBE dan SM tidak hanya bakal mempengaruhi musisi tetapi juga fans melalui penjualan konten turunan seperti merchandise dan tiket konser. Dengan nama besar dan strategi upaya seperti HYBE, tidak mungkin hanya memikirkan fans di sebuah konser. Cuan tetap jadi andalan.

CFO SM Jang Cheol-hyuk pun sempat mengungkapkan keprihatinannya dalam sebuah video YouTube nan ditertawakan pendukung HYBE di media sosial.

“HYBE tidak hanya meningkatkan nilai tiket untuk konser mereka sendiri, tetapi juga perusahaan rekaman nan mereka akuisisi, menggambarkan pengaruh monopoli pada industri,” kata Jang Cheol-hyuk.

“Merger antara SM dan HYBE bakal mendongkrak nilai tiket, nan bakal menambah beban fans nan mencintai dan mendukung artis K-Pop dan K-Pop. Kenaikan nilai tiket konser hanyalah salah satu contohnya.”

Kekhawatiran Jang Cheol-hyuk beralasan. Beberapa komparasi antara konser HYBE dan SM di Indonesia menunjukkan perihal nan sama. Harga tiket termurah untuk konser HYBE lebih tinggi daripada konser SM.

Apakah nilai konser berbanding lurus dengan kepuasan fans? Belum tentu. Namun nan pasti berbanding lurus dengan upaya nan dilakukan fans untuk memandang idolanya.

Terlepas dari gejolak antara fans SM dan HYBE di media sosial, kecepatan pembelian resmi SM atas HYBE mengkhawatirkan fans musik.

Apakah musik K-Pop bakal tetap bisa memuaskan teman-temannya alias hanya memberdayakan anak laki-laki nan minatnya pada musik dipertanyakan.


Cek Berita dan Artikel nan lain di Google News

Sumber Blog Informasi Tentang K-Pop - Woman Indonesia
Blog Informasi Tentang K-Pop - Woman Indonesia
Atas