Rating bisa dibilang jadi salah satu tolak ukur apakah sebuah film, drama, alias kegiatan TV laku di mata penonton. Sederhananya, jika rating mencapai nomor tinggi berfaedah banyak orang menyukai tontonan tersebut begitu pun sebaliknya. Di satu sisi, upaya tim produksi meningkatkan rating tontonannya tak jarang jadi kandas lantaran mendapat kritik dari penonton.
Namun, ada loh beberapa tontonan dalam perihal ini drama Korea nan justru meraup rating tinggi di tengah banyaknya kritik dari publik. Ada apa saja dan apa poin kritikan untuk drama itu? Selengkapnya di bawah ini!
1. Twenty-Five Twenty-One dianggap meromantisasi hubungan asmara laki-laki dewasa dan gadis di bawah umur
Twenty-Five Twenty-One | Credit by Netflix
Serial drama satu ini termasuk drama nan paling diminati pada awal tahun 2022. Perolehan ratingnya pun jadi salah satu nan tertinggi, dengan nilai rata-rata nasional 9,6% dan 11,5% saat penayangan bagian terakhir.
Kisah nan diangkat menceritakan pertemuan Yi Jin (Nam Joo Hyuk) dan Na Hee Do (Kim Tae Ri). Hee Do mempunyai mimpi menjadi atlet anggar sedangkan Yi Jin merasa hidupnya sudah nggak punya angan lagi. Pertemuan mereka kemudian berubah jadi perjuangan antara cinta dan cita-cita.
Meskipun meraih rating tinggi, nyatanya drama ini banyak menuai kritikan terhadap segmen di dua episodenya. Kritikan pertama menyasar bagian 10 saat Yi Jin nan berumur 23 tahun menyatakan cintanya pada Hee Do nan berumur 19 tahun tapi tetap duduk di bangku SMA. Banyak penonton merasa Hee Do terlalu muda untuk menjalin asmara dengan Yi Jin. Sehingga, mereka menilai drama ini meromantisasi hubungan asmara laki-laki dewasa dengan gadis di bawah umur.
Kontroversi lainnya juga menyasar bagian 15. Dalam bagian itu diceritakan Hee Do tengah meliput peristiwa 9/11 di New York sebagai reporter koresponden. Yang menjadi kritik utama banyak penonton adalah saat Yi Jin enak-enak dan semangat menonton laporan langsung kekasihnya itu. Menurut penonton, segmen itu nggak sensitif terhadap salah satu tragedi paling mematikan di bumi lantaran lebih dominan menonjolkan sisi romantis aja.
2. Perbedaan usia nan terlalu jauh juga membikin Young Lady and Gentleman jadi kontroversial
Young Lady and Gentleman | Credit by Soompi
Hampir sama dengan Twenty-Five Twenty-One, drama satu ini juga dikritik lantaran perbedaan usia antara dua pemeran utamanya nan cukup jauh, ialah 14 tahun. Penggambaran itu muncul di episode-episode awal. Diceritakan pertemuan wanita berumur 13 tahun (aktris cilik Kim Min Seo) dengan laki-laki 27 tahun (aktor Ji Hyun Woo).
Perbedaan umur mereka dinilai kurang pantas. Apalagi pertemuan itu digambarkan sebagai awal perjumpaan nan romantis. Sehingga, banyak penonton nan nggak nyaman dengan perihal itu. Namun, dalam episode-episode selanjutnya latar waktu drama ini sudah beranjak ke masa depan. Kedua tokoh tadi berjumpa lagi tapi dalam kondisi usia nan sudah lebih dewasa walaupun perbedaan umur nan jauh tetap tak terhindarkan.
Meskipun begitu, drama nan dirilis tahun 2021 ini tetap meraih rating memuaskan, tertinggi di nomor 38,2%.
3. Thirty Nine dinilai menormalisasi perselingkuhan
Thirty Nine | Credit by Netflix
Drama Thirty Nine awalnya sukses menarik perhatian banyak penonton di tahun 2022. Ratingnya pun condong stabil di nomor 6% hingga 7%. Namun, di tengah penayangannya, drama ini ramai dikritik lantaran dianggap meromantisasi hubungan laki-laki beristri dengan wanita lajang.
Dikisahkan seorang wanita lajang berjulukan Chan Young nan sudah sejak lama jatuh cinta dengan laki-laki berjulukan Jin Seok. Hubungan mereka nggak bersambung lantaran Jin Seok menikahi wanita nan diduga mengandung anak dari dirinya.
Meskipun sudah menikah, Jin Seok nggak punya emosi cinta untuk istrinya dan tetap dekat dengan Chan Young dan menghabiskan waktu berbareng dengannya. Plot itulah nan dikritik lantaran dinilai meromantisasi perselingkuhan.
4. Beberapa segmen dalam drama Mr. Queen dianggap salah secara historis
Mr. Queen | Credit by Viu
Drama nan dirilis tahun 2020 ini adalah drama tvN dengan rating tertinggi kelima sepanjang masa. Rating pada bagian terakhirnya tercatat di nomor 14,9%.
Mr. Queen mengusung aliran sageuk atau historical drama. Drama ini dikritik lantaran beberapa segmen di dalamnya dinilai nggak sesuai dengan kebenaran sejarah nan sebenarnya. Salah satunya ialah perubahan nama belakang salah satu tokoh sejarah nan mereka masukkan ke dalam cerita dengan nama tiruan nan dinilai lucu. Kritik itu bermulai saat seorang keturunan tokoh sejarah itu protes soal penggambaran komedi leluhur mereka dalam drama ini.
Selain itu, Mr.Queen terinspirasi dari web drama China nan berjudul Go Princess (2015). Web drama tersebut pun merupakan penyesuaian dari novel berjudul serupa nan ditulis oleh Xian Chen. Nah, banyak penonton nan mempermasalahkan perihal ini lantaran penulis tersebut diketahui pernah melontarkan pernyataan ofensif tentang budaya dan orang-orang Korea dalam karya-karyanya terdahulu.
Itulah drama Korea nan tetap raih rating tinggi di tengah kritikan banyak penonton. Buat Anda nan udah nonton, Anda setuju nggak dengan kritikan nan diberikan itu?