Ulasan Drama Jepang Atom’s Last Shot (2022) Ini Bagus Cuy

Ulasan Drama Jepang Atom’s Last Shot (2022) Ini Bagus Cuy – Saya sengaja menuliskan kata bagus di bagian titel lantaran emang pengen banget merekomendasikan drama jepang ini ke kalian. Saya hanya nonton 2 hari saja sampai bener-bener rampung, dengan no skip skip.

Profil Drama Jepang Atom’s Last Shot (2022)

• Drama: Atom’s Last Shot (English title) / Children of Atom (literal title)
• Romaji: Atom no Ko
• Japanese: アトムの童
• Director: Shingo Okamoto, Daisuke Yamamuro, Maiko Ouchi, Yoshiaki Tago
• Writer: Marie Kamimori
• Network: TBS
• Episodes: 9
• Release Date: October 16 – December 11, 2022
• Runtime: Sunday 21:00
• TV Ratings: 9.6%
• Language: Japanese
• Country: Japan

Cast Drama Jepang Atom’s Last Shot (2022)

Kento Yamazaki memerankan Nayuta Azumi.

Kouhei Matsushita memerankan Hayato Sugou.

Yukino Kishii memerankan Umi Tominaga.

Joe Odagiri memerankan Akihiko Okitsu.

Morio Kazama memerankan Shigeo Tominaga.

Dan beberapa pemain lainnya.

Sinopsis Singkat Drama Jepang Atom’s Last Shot (2022)

Nayuta enam tahun lampau adalah kreator game nan handal dengan temannya Hayato. Hanya saja kehidupan mereka berubah ketika salah satu kawan mereka meninggal setelah game mereka dicuri oleh ”SAGAS”.

SAGAS dipimpin oleh pimpinannya Akihiko Okitsu nan selalu menjegal kehidupan dari para pemuda ini.

Di sisi lain, ada produsen mainan ATOM nan nyaris bangkrut. Pinjam sana sini tapi belum dapat pinjaman. Sampai akhirnya ada kerjasama antara Atom, Nayuta, dan Hayato untuk membikin game dengan karakter nan sudah ada pada mainan.

Mereka bekerja dengan semangat tak tertandingi, sangat berjuang demi nasib perusahaan dan mimpi-mimpi mereka.

Sebuah drama tentang kegagalan nan banget sering. Tentang keadaan nan membikin manusia mau menyerah. Tapi lantaran nilai nan mereka yakini, mereka terus saja berjuang.

Komentar Ulasan Drama Jepang Atom’s Last Shot (2022) Ini Bagus Cuy

Serius bagus.

Awalnya gara-gara Yakuza Lovers. Kemudian saya milih-milih titel jdrama di Disney+Hotstar. Akhirnya saya klik titel ini.

1 bagian selesai. Saya sudah dibuat nangis.

Lanjut terus sampai malam sabtu nan galau saya habiskan dengan nonton drama ini sampai 9 bagian tuntas.

Alhamdulillah, drama jepang itu banyak nan pendek.

Kalau kalian pernah nonton drama Alice in Borderland 1 (Di sini ulasannya), maka kalian bakal memandang wajah peran utama nan sama.

Curhat dulu.

Saya dalam keadaan digantung oleh pemerintah. Kuliah saya nggak bisa diteruskan lantaran ujian akhirnya ditunda dengan argumen pencocokan agenda dengan PPG 2023. Saya dalam keadaan nan kudu banyak belajar lantaran kurang ini dan itu kudu menunggu lebih lama.

Kuliah sudah saya selesaikan minggu lalu. Tapi penuntasan ditunda. Yang mana tentunya bakal menghalang proses lainnya. *tarik napas. Padahal saya sangat berhadap tunjangan bakal lekas cair begitu saya selesai dan lulus kuliah. Tapi, nampaknya Tuhan mau berbicara lain pada kejadian ini.

Pada drama jepang ini. Banyak perihal nan membikin mereka kudu menyerah.

Ada kisah pabrik mainan kebakaran sampai habis.

Ada kisah informasi game nan dibuat mendadak dihapus oleh pihak mata-mata musuh.

Ada kisah penjagalan kesuksesan dll.

Tapi kalian tahu? Para karakter malah sempat berterima kasih lantaran keadaan kepepet nan mereka rasakan. Sehingga bisa membikin game nan lebih baik lantaran kudu mengulang perihal nan sama.

Ketika game sudah jadi. Pihak pendistribusian nan dijegal.

Batu sandungan demi batu sandungan ada di drama ini. Tapi menyerah aja tuh nggak guys.

Mereka siang dan malam berjuang. Pada posisinya masing-masing. Semangatnya nggak abis-abis.

Barangkali drama ini adalah drama nan memberikan “nasehat” pada diri saya pribadi. Seperti nan saya bilang di awal. Sebenarnya, saya sedang dalam keadaan nyaris putus asa. Terlalu banyak tanggung jawab nan kudu saya tuntaskan. Kekuatan saya pun terbatas. Misalkan saya ngeblog tiap hari pun, saya sudah tahu hasilnya nggak bakal cukup. Karena makin ke sini, makin tipis pengunjung dan nilai iklan sedang nggak bagus lantaran akhir tahun.

Tuhan, bantu saya.

Sama seperti kedua developer game nan berjuang. Saya diingatkan kembali membikin keputusan kembali untuk belajar dengan baik. Disela-sela proses menunggu ini. Saya kudu belajar dengan baik. Mungkin sesekali puasa nggak apa. Makan telur tiap hari juga tidak apa. Yang krusial berjuang dulu.

Saya juga sedang melakukan penelitian kecil-kecilan terhadap pekerjaan saya sebagai pengajar nan nantinya bakal direfleksi dan diharapkan jadi lebih baik.

Saya juga ingat untuk terus nulis.

Meski banyak nan mencapakkan saya. Saya tidak boleh mencampakkan diri sendiri.

Meski saya banyak gagalnya. Saya kudu coba nan terbaik.

Balik lagi ke drama.

Atas dasar cinta. Mereka punya mimpi, ada proses metakognisi di sana. Di mana sebuah pertanyaan apakah video game hanya mainan dan apakah bisa berfaedah bagi kehidupan.

Setidaknya, saya punya pekerjaan nan baik. Semoga bisa berfaedah untuk kehidupan orang lain.

Aamiin.

Penutup

Link trakteer mimin di sini.

Drama ini saya rekomendasikan untuk nan mau nyerah dalam berjuang.

Jawabannya selalu ada pada dirimu sendiri.